Senin, 12 Januari 2015

STRATEGI PEMBELAJRAN - KETRAMPILAN MENGELOLA KELAS

KETRAMPILAN MENGELOLA KELAS

       I. Rasional
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan, kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana pengajaran yang digunakan dalam PBM.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap PBM. Baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus.

    II.Pengertian
Ketrampilan mengelila kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan ketrampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

 III.Penggunaan di Dalam Kelas
Apabila ketrampilan dilakukan dengan baik maka akan berdampak positif baik pada siswa maupun pada guru yang bersangkutan.
Siswa :
  1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkahlakunya serta sadar akan mengendalikan dirinya.
  2. Membantu siswa mengerti akan arah tingkahlakunya sesuai dengan tatatertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan bukan kemarahan.
  3. Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkahlaku yang wajar sesuai dengan aktivitas kelas yang sedang berlangsung.
Guru
  1. Mengembangkan pengertian dan ketrampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.
  2. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensi di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
  3. Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguang.

 IV.Prinsip Penggunaan
  1. Kehangatan dan Keantusiasan
Memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.
  1. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.
  1. Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan kunci pengelolaan kelas.
  1. Keluwesan
Dalam PBM guru harus waspada mengmati jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubahberbagai strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
  1. Penekanan Pada Hal-Hal Positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negative.
Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :
    1. Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari ocehan atau celaa atau tingkah laku yang kurang wajar.
    2. Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.
  1. Penanaman disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh.

Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi 2 jenis keterampilan :
  1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
  2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

A.    Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.

  1. Menunjukkan Sikap Tangkap
Menggambarkan tingkah laku guryu yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :
a.      Memandang Secara Saksama
Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.
b.      Memberikan Pernyataan   
Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.


c.       Gerak Mendekati
Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain ??
d.      Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat.

  1. Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a.      Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
b.      Verbal
Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
  1. Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara :


a.       Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
b.      Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.
  1. Memberikan Petunjuk Yang Jelas
Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
  1. Menegur
Tidak semua tingkah laku yang mengganggukelompok, siswa dalam kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran itu efektif jika :
a.       Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu
b.      Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta mengandung penghinaan.
c.       Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
d.      Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti : “suharto ingat”!
  1. Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
a.       Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
b.      Guru daapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.

B.     Ketrampilan Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah  Mendapat Gangguan.

Ketrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal.
Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan :
1.      Kepala Sekolah
2.      Konselor/BP
3.      Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya.

Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas

Strategi Yang Dapat Digunakan
1.      Modifikasi Tingkah Laku
Guru hendaklah menganalisis tingkah anak didik yang mengalami masalah dan berusaha memodifikasi tingkahlaku tersebut. Dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
Ø  Dapat kerjasama dengan rekan kerja mengatasi masalah
Ø  Merinci dengan tepat tingka yang menimbulkan masalah
Ø  Memilih dengan teliti tingkah yang diperbaiki dengan mudah untuk diubah, tingkah yang paling menjengkelkan yang sering muncul.
Ø  Tepat memilih pemberian penguatan yang dapat digunakan untuk mempertahankan tingkah yang telah menjadi baik.
2.      Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok
Ø  Memperlancar tugas, mengadakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.
3.      Menemukan dan memecahkan tingkahlaku yang menimbulkan masalah.
Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkahlaku keliru yang muncul, guru harus mengetahui sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patuhan tingkah tersebut. Serta berusaha mencari pemecahanya.

Hal-hal yang harus di hindari
A.    Campur Tangan Yang Berlebihan
Seperti guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.
B.     Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang.
C.    Ketidak tepatan memulai dan mengahiri kegiatan
Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
D.    Penyimpangan
Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu.
E.     Bertele-tele
Terjadi jika pembicaraan guru bersifat :
  1. Mengulang-ulangi hal-hal tertentu
  2. Memperpanjang pelajaran atau penjelasan
  3. Mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang

Hal ini merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.

F.     Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi Jika
Guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas.












Pengelolaan Kelas


PENGELOLAAN KELAS
1. Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif. 

2. Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. 
3. Pengelolaan kelas merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif.

Penataan Lingkungan Kelas 
1. Efektivitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh keadaan lingkungan fisik kelas serta hubungan sosio-emosional siswa-guru dan siswa-siswa. 
2. Lingkungan fisik kelas yang mempengaruhi lancarnya proses pembelajaran adalah tatanan ruangan kelas dan isinya. 
3. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan guru dalam menata ruangan kelas adalah visibility (keleluasaan pandangan), kemudahan mencapai sesuatu/ mudah dijangkau, fleksibilitas (keluwesan), kenyamanan, dan keindahan. 
4. Dalam menata tempat duduk, guru harus memperhatikan tujuan dan strategi pembelajaran. 
5. Karakteristik guru yang dapat menunjang terciptanya hubungan sosio-emosional di kelas, antara lain adalah disukai oleh siswa, memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya, akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa, bersikap positif terhadap pertanyaan siswa, serta sabar, teguh, dan tegas. 
6. Hubungan sosio-emosional antarsiswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan kelompok, baik belajar kelompok maupun bekerja kelompok.



DISIPLIN KELAS 
Hakikat Disiplin Kelas 
Secara umum, disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang ditetapkan. Disiplin kelas dapat diartikan sebagai; 
• 
o tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas, dan 
o teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas

Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut: 
• 
o agar siswa mampu mendisiplinkan diri sendiri. 
o disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah. 
o disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif. 
o tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus kepada tidak terjadinya belajar yang diharapkan. 
o jumlah siswa dalam satu kelas umumnya banyak. 
o kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisiplin di masyarakat.
Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang cukup kompleks dan saling berkaitan, yang dapat dibedakan atas faktor fisik, sosial, dan psikologis.


Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas 
1. Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam menanamkan dan menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut antara lain sebagai berikut. 
1. Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan apa yang diinginkan oleh gurunya. 
2. Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa beranggapan bahwa guru harus tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Sejalan dengan pandangan ini adalah anggapan yang mengatakan: 
1. pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang menghormati hak individu dan meningkatkan harkat dan konsep diri; serta 
2. komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu dalam penanaman disiplin.
3. Pandangan behaviorisme mengatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol.
2. Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 
• menjadi model atau memberi contoh, 
• mengadakan pertemuan kelas secara berkala, 
• menerapkan aturan secara luwes, 
• menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak, serta 
• meningkatkan partisipasi siswa.
1. mengabaikan, 
2. menatap agak lama, 
3. menggunakan isyarat nonverbal, 
4. mendekati, 
5. memanggil nama, serta 
6. mengabaikan secara sengaja.
a. Gangguan ringan dapat diatasi antara lain dengan cara: 
b. Gangguan berat dapat diatasi antara lain dengan: 
3. Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebagai berikut: 
1. memberi hukuman secara bijaksana, serta 
2. melibatkan orang tua

c. Perilaku agresif dapat diatasi antara lain dengan cara: 
1. menukar teman duduk, 
2. menghindari konfrontasi, 
3. mendinginkan emosi/suasana, 
4. menghindari kata-kata kasar, dan 
5. konsultasi dengan pihak lain.

Sumber : Buku Strategi Belajar Mengajar oleh Udin S. Winataputra
LANJUTAN…..
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator. 
Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

Tujuan pengelolaan kelas adalah 

tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.

Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisian.

Menurutnya sebagai sebuah indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
1. Setiap siswa terus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan padanya.
2. Setiap siswa terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu artinya setiap siswa akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan padanya

a.        

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator. 
Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.


Terima Kasih :D